Capaian Pembelajaran Kimia Fase F Kelas 11 dan 12 SMA/MA/Program Paket C Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka pendekatan Pembelajaran Mendalam/Deep Learning_Pembelajaran Kimia pada Fase F (kelas 11 dan 12 SMA/MA/Program Paket C) dalam Kurikulum Merdeka dirancang untuk membekali murid dengan pemahaman mendalam tentang struktur materi, proses kimia, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), murid tidak hanya menghafal fakta, tetapi diajak untuk mengamati, menyelidiki, dan menjelaskan fenomena kimia secara ilmiah, menghubungkan konsep submikroskopis dengan dunia makroskopis, serta menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah nyata di bidang ekonomi, lingkungan, dan teknologi.
Pendekatan ini menekankan eksplorasi konsep inti seperti stoikiometri, ikatan kimia, laju dan kesetimbangan reaksi, termokimia, elektrokimia, asam-basa, serta kimia organik, dengan fokus pada pemahaman bermakna dan berkelanjutan sepanjang semester 1 dan 2. Siswa didorong untuk berpikir kritis, berkolaborasi dalam proyek inkuiri, serta merefleksikan dampak kimia terhadap kehidupan, sehingga membentuk profil pelajar Pancasila yang mandiri, bertanggung jawab, dan inovatif.
Dengan demikian, Capaian Pembelajaran Kimia Fase F tidak hanya mencakup penguasaan operasi matematika dalam perhitungan kimia serta transformasi energi, tetapi juga mengintegrasikan nilai etika, keamanan, dan kelestarian lingkungan, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global melalui pembelajaran yang kontekstual dan mendalam.
A. Rasional
Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan energi serta
perubahan yang menyertainya. Secara filosofis, kimia berpijak
pada keyakinan bahwa segala sesuatu di alam semesta tersusun
atas partikel-partikel kecil (atom dan molekul) yang dapat
mengalami transformasi melalui interaksi dan reaksi kimia.
Transformasi ini senantiasa melibatkan energi, baik dalam
bentuk pelepasan maupun penyerapan. Prinsip-prinsip dasar ini
menuntun kita untuk memahami dunia secara sistematis,
mengungkap keteraturan dalam perubahan zat, serta menyadari
keterkaitan antara struktur, sifat, dan fungsi suatu materi.
Ilmu kimia memiliki peran sentral dalam pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Pemahaman kimia memungkinkan
integrasi
pengetahuan
dari
berbagai
bidang
menyelesaikan masalah kompleks di dunia nyata.
untuk
Berbagai inovasi dalam bidang energi, kesehatan, lingkungan,
pangan, material, dan manufaktur berbasis pada prinsip-prinsip
kimia. Oleh karena itu, pembelajaran Kimia tidak hanya relevan
secara akademik, tetapi juga strategis dalam mempersiapkan
murid dalam menghadapi tantangan global seperti krisis energi,
perubahan iklim, dan pengembangan teknologi hijau. Ilmu kimia
memiliki keterkaitan yang erat dengan bidang ilmu lainnya.
Dalam bidang biologi, pemahaman reaksi biokimia sangat
bergantung pada konsep kimia. Dalam bidang Fisika, teori atom,
termodinamika, spektroskopi, dan mekanika kuantum
digunakan untuk menjelaskan ikatan kimia dan struktur
molekul. Di bidang geografi dan geologi, kimia diperlukan untuk
memahami siklus materi dan unsur di bumi. Bahkan dalam
ekonomi dan kebijakan publik, kimia menjadi pertimbangan
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan industri
dan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa kimia berfungsi
sebagai jembatan konseptual antar bidang ilmu.
Pembelajaran Kimia tidak berhenti pada penguasaan konsep dan
rumus secara mekanistik, melainkan perlu diarahkan untuk
membangun pemahaman konseptual yang mendalam,
keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan memecahkan
masalah yang kompleks. Oleh karena itu, pendekatan
pembelajaran mendalam sangat relevan diterapkan dalam mata
pelajaran Kimia. Melalui pendekatan ini, murid didorong untuk
mengeksplorasi keterkaitan antar konsep, mengaplikasi dalam
kehidupan nyata, serta mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
reflektif yang mendorong penalaran dan pengambilan keputusan
berbasis ilmiah.
Pada jenjang SMA/MA/Program Paket C, Kimia ditetapkan
sebagai mata pelajaran yang mulai diajarkan sejak kelas XI.
Penetapan ini mempertimbangkan beberapa aspek penting yang
berkaitan dengan kesiapan murid dan struktur kurikulum. Dari
sisi karakteristik ilmu kimia, pembelajaran Kimia memerlukan
pemahaman konseptual yang kuat, penalaran logis, serta
keterampilan berpikir abstrak. Oleh karena itu, mata pelajaran
kimia lebih tepat diberikan setelah murid memperoleh
dasar-dasar pengetahuan IPA umum di Fase D (kelas VII-IX) dan
E (kelas X), sehingga pada Fase F (kelas XI dan XII), mereka
sudah memiliki pondasi kognitif yang memadai untuk
mendalami konsep-konsep kimia yang lebih kompleks.
Pembelajaran Kimia memberi ruang bagi murid untuk
mempersiapkan pembelajaran lebih lanjut sesuai dengan minat,
bakat, dan rencana karir masa depan. Bagi murid yang berminat
pada rumpun saintek, seperti kedokteran, teknik, farmasi,
pertanian, atau bidang sains murni, Kimia menjadi mata
pelajaran penting dan relevan. Model pembelajaran Kimia pada
Fase F dirancang untuk lebih mengembangkan pemahaman
yang mendalam dan aplikatif. Pembelajaran tidak hanya
berfokus pada penguasaan konsep teoritis, tetapi juga pada
pemecahan masalah, kerja laboratorium, studi kasus, dan
proyek kontekstual. Hal ini sejalan dengan pendekatan
pembelajaran mendalam yang menekankan keterkaitan antar
konsep, pemikiran reflektif, serta penerapan ilmu kimia dalam
kehidupan nyata.
Mata pelajaran Kimia merupakan sarana yang strategis dalam
mengembangkan dimensi profil lulusan. Dimensi-dimensi
tersebut meliputi keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi,
kemandirian, kesehatan, dan komunikasi. Melalui pembelajaran
kimia, murid tidak hanya mengembangkan pengetahuan ilmiah,
tetapi juga membangun karakter dan keterampilan hidup yang
dapat diterapkan dalam berbagai konteks, baik secara individu
maupun dalam kolaborasi. Untuk itu, pendidik perlu merancang
pengalaman belajar yang tidak hanya informatif, tetapi juga
transformatif yang mendorong murid untuk terlibat aktif dalam
eksperimen, proyek berbasis masalah, diskusi kontekstual, dan
refleksi terhadap makna pembelajaran.
B. Tujuan
Mata pelajaran Kimia bertujuan untuk membekali murid agar
dapat:
- Membentuk sikap religius dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa;
- Menumbuhkan sikap ilmiah yang bertanggung jawab;
mengembangkan rasa ingin tahu, integritas, kejujuran, adil,
sikap saling menghormati, memahami kekuatan dan
keterbatasan diri dan menjadi pembelajar sepanjang hayat;
- Memahami konsep-konsep dasar kimia secara menyeluruh
dan mendalam melalui serangkaian keterampilan proses
dan keterampilan berpikir, serta mampu menerapkan
pengetahuan kimia dalam menganalisis dan memecahkan
masalah baik secara konseptual maupun praktis, dengan
pendekatan kontekstual yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari, lingkungan, dan perkembangan teknologi;
- Mengembangkan keahlian dalam melakukan serangkaian
investigasi ilmiah terhadap fenomena sehari-hari maupun
yang teramati di laboratorium secara mandiri maupun
kolaboratif, mulai dari merumuskan masalah secara kritis,
mengajukan dan menguji hipotesis, merancang dan
menyusun
instrumen
percobaan,
mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, data kualitatif maupun
kuantitatif, serta mengomunikasikan berbagai hasil
investigasi secara lisan dan tertulis secara utuh dan
sistematis;
C. Karakteristik
Kimia mempelajari susunan dan struktur materi, sifat-sifat
materi, bagaimana dan mengapa materi tergabung atau terpisah
untuk membentuk materi baru, serta energi yang menyertai
perubahannya. Karakter utama ilmu Kimia terletak pada
kemampuannya menjembatani antara dunia makroskopik (yang
dapat diamati secara langsung), dengan dunia submikroskopik
(yang melibatkan atom, molekul, dan ion yang tidak tampak oleh
indera). Untuk menjelaskan fenomena ini, pembelajaran Kimia
juga menggunakan representasi simbolik berupa rumus kimia,
persamaan reaksi, diagram, dan model, sehingga menuntut
murid untuk berpikir abstrak dan terampil menghubungkan
berbagai bentuk representasi secara terpadu.
Mata pelajaran Kimia fase F diorganisasikan dalam 2 (dua)
elemen, yaitu pemahaman kimia dan keterampilan proses.
Pemahaman kimia mencakup semua materi yang dipelajari yang
meliputi termokimia, struktur atom, ikatan kimia, bentuk
molekul,
gaya
intermolekuler,
larutan,
laju
reaksi,
kesetimbangan kimia, sel elektrokimia, senyawa karbon, dan
makromolekul. Keterampilan proses mencakup keseluruhan
proses ilmiah dari mengamati fenomena sampai dengan
mengomunikasikan hasil penyelidikan. Dalam melaksanakan
pembelajaran, elemen keterampilan proses adalah cara yang
dilakukan untuk memperoleh pemahaman kimia sehingga kedua
elemen ini disampaikan dalam satu kesatuan yang utuh yang
tidak diturunkan menjadi tujuan pembelajaran yang terpisah.
Elemen dan deskripsi elemen mata pelajaran Kimia adalah
sebagai berikut.
1. Elemen Pemahaman Kimia
Deskripsi: Pemahaman fakta, konsep, prinsip,
hukum, dan teori pada materi struktur atom, ikatan kimia, bentuk
molekul, gaya intermolekuler,
termokimia, laju reaksi,
kesetimbangan kimia, sel
elektrokimia, senyawa karbon, dan
makromolekul
2. Elemen Keterampilan Proses
Deskripsi: Keterampilan yang dibutuhkan
murid dalam memahami kimia
yang meliputi kemampuan
mengamati; mempertanyakan dan
memprediksi; merencanakan dan
melakukan penyelidikan;
memproses, menganalisis data dan
informasi; mengevaluasi dan
refleksi; serta mengomunikasikan
hasil. Keterampilan proses tidak
selalu merupakan urutan langkah,
melainkan suatu siklus yang
dinamis yang dapat disesuaikan
berdasarkan perkembangan dan
kemampuan murid.
D. Capaian Pembelajaran
Fase F (Umumnya untuk Kelas XI dan XII SMA/MA/Program
Paket C)
Pada akhir fase F, murid memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Pemahaman Kimia
Menganalisis hubungan struktur atom dengan sistem
periodik unsur; membandingkan jenis ikatan kimia serta
kaitannya dengan bentuk molekul dan gaya intermolekuler
dalam memprediksi sifat fisik materi; mengaitkan
perubahan entalpi standar dari suatu reaksi kimia dengan
sumber energi yang ada di lingkungan sekitar; menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi; menganalisis
kesetimbangan kimia dan penerapannya; menjelaskan daya
hantar listrik dan sifat koligatif larutan; menjelaskan sel elektrokimia dalam kehidupan sehari-hari; dan menjelaskan
senyawa karbon dan makromolekul.
2. Keterampilan Proses
Menerapkan keterampilan proses yang mencakup:
●
Mengamati
Mengamati fenomena ilmiah dalam kehidupan
sehari-hari maupun di laboratorium dan mencatat
hasil pengamatannya dengan memperhatikan detail
dari objek yang diamati untuk memunculkan
pertanyaan yang akan diselidiki.
●
Mempertanyakan dan Memprediksi
Merumuskan pertanyaan ilmiah tentang hubungan
antar variabel dan hipotesis yang dapat diselidiki
secara ilmiah.
●
Merencanakan dan Melakukan Penyelidikan
Merencanakan dan memilih metode yang sesuai serta
mengendalikan variabel berdasarkan referensi untuk
mengumpulkan data yang dapat dipercaya; memilih
dan menggunakan alat dan bahan, termasuk
penggunaan teknologi digital yang sesuai untuk
mengumpulkan serta mencatat data secara sistematis
dan akurat.
●
Memproses, Menganalisis Data dan Informasi
Menafsirkan informasi yang diperoleh dengan jujur
dan bertanggung jawab; menggunakan berbagai
metode untuk menganalisa pola dan kecenderungan
pada data; mendeskripsikan hubungan antar variabel
serta mengidentifikasi inkonsistensi yang terjadi;
menggunakan data dan rujukan untuk menarik
kesimpulan yang konsisten dengan hasil penyelidikan.
●
Mengevaluasi dan Refleksi
Mengidentifikasi
sumber
ketidakpastian
dan
kemungkinan penjelasan alternatif dalam rangka
mengevaluasi kesimpulan serta menjelaskan cara
spesifik
untuk meningkatkan kualitas data;
menganalisis validitas informasi dari sumber primer
dan sekunder serta mengevaluasi pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam
penyelidikan.
●
Mengomunikasikan Hasil
Mengomunikasikan
hasil
penyelidikan
secara
sistematis dan utuh ditunjang dengan argumen ilmiah
dan terbuka terhadap pendapat yang lebih relevan.
Posting Komentar