CP Bahasa Inggris Jenjang SD/SMP/SMA Kelas 3-12 Semester 1-2 Fase A-F Lengkap

Daftar Isi
 Capaian Pembelajaran Bahasa Inggris untuk SD/MI/Program Paket A Fase B (Kelas 3 dan 4), Fase C (Kelas 5 dan 6); SMP/MTs/Program Paket B Fase D (Kelas 7, 8, dan 9); dan SMA/MA/SMK/MAK/Program Paket C Fase E (Kelas 10), Fase F ( Kelas 11 dan 12) Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka Berbasis Pendekatan Pembelajaran Mendalam berdasarkan Salinan  Lampiran II Keputusan Kepala Badan Standar,  Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan  Kementerian Pendidikan Dasar dan  Menengah Nomor 046/H/KR/2025  Tentang Capaian Pembelajaran  pada Pendidikan  Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah 
CP Bahasa Inggris Jenjang SD/SMP/SMA Kelas 3-12 Semester 1-2 Fase A-F Lengkap

A. Rasional 

Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang digunakan secara global dalam banyak aspek, termasuk pendidikan, bisnis, perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pariwisata, hubungan internasional, kesehatan, dan teknologi. Kemampuan berbahasa Inggris diharapkan mampu memberikan murid kesempatan untuk berkomunikasi dengan warga dunia dari latar belakang budaya yang berbeda. 

Dengan menguasai bahasa Inggris, maka murid diharapkan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan berbagai pihak tidak hanya di dalam negeri tetapi juga secara global. Dari interaksi tersebut, mereka diharapkan memperoleh pengetahuan, mempelajari berbagai keterampilan, dan perilaku manusia yang dibutuhkan untuk dapat hidup dalam budaya dunia yang beraneka ragam.  

Pembelajaran bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/SMK/MA/MAK/Program Paket C) dalam kurikulum memberikan kesempatan bagi murid untuk membuka wawasan yang berkaitan dengan diri sendiri, hubungan sosial, kebudayaan, dan kesempatan kerja yang tersedia secara global.  

Pembelajaran bahasa Inggris ditujukan untuk memberikan murid kemampuan untuk mendapatkan akses ke dunia luar dan memahami cara berpikir yang berbeda. Pemahaman mereka terhadap pengetahuan sosial budaya dan interkultural ini dapat meningkatkan kemampuan bernalar kritis. 

Dengan memahami budaya lain dan interaksinya dengan budaya Indonesia, mereka mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang budaya Indonesia, memperkuat identitas dirinya, dan dapat menghargai perbedaan. 

Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada penguatan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dalam enam elemen, yakni menyimak, berbicara, membaca, memirsa, menulis, dan mempresentasikan secara terintegrasi, dalam berbagai jenis teks dengan berbagai jenis moda. 

Capaian Pembelajaran keenam keterampilan bahasa Inggris ini mengacu pada Common European Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching, Assessment (CEFR) dan setara level B1. Level B1 (CEFR) mencerminkan spesifikasi yang dapat dilihat dari kemampuan murid untuk: 
  1. mempertahankan interaksi dan menyampaikan sesuatu yang diinginkan, dalam berbagai konteks dengan artikulasi jelas; 
  2. mengungkapkan pokok pikiran utama yang ingin disampaikan secara komprehensif; dan
  3. mempertahankan komunikasi walaupun terkadang masih terdapat jeda.
Pembelajaran bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/SMK/MA/MAK/Program Paket C) diharapkan dapat membantu murid berhasil mencapai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai bagian dari keterampilan hidup (life skills). Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah pendekatan pembelajaran mendalam yang diintegrasikan dengan pengajaran berbasis teks (genre-based pedagogy), yakni pembelajaran yang difokuskan pada teks dalam berbagai moda, baik lisan, tulisan, visual, audio, maupun multimodal, sebagai berikut.
  1. Building Knowledge of the Field (BKoF): pendidik membangun pengetahuan atau latar belakang pengetahuan murid terhadap topik yang akan ditulis atau dibicarakan. Pada tahapan ini, pendidik atau pendidik juga membangun konteks budaya dari teks yang diajarkan. 
  2. Modelling of the Text (MoT): pendidik memberikan model/contoh teks sebagai acuan bagi murid dalam menghasilkan karya, baik secara lisan maupun tulisan. 
  3. Joint Construction of the Text (JCoT): pendidik membimbing murid dan bersama-sama memproduksi teks dengan pendidik sebagai scribe. 
  4. Independent Construction of the Text (ICoT): murid memproduksi teks lisan dan tulisan secara mandiri
Komunikasi akan terjadi pada tingkat teks, bukan hanya sekedar kalimat. Artinya, makna tidak hanya disampaikan oleh kata-kata, melainkan harus didukung oleh konteks. Oleh karena itu, dalam mempelajari dan memproduksi berbagai jenis teks, murid perlu memperhatikan fungsi sosial, struktur organisasi, dan unsur kebahasaan yang tepat sesuai dengan tujuan dan target pembaca/pemirsa. Dalam pelaksanaannya, selain pengajaran berbasis berbasis teks, pembelajaran bahasa Inggris juga dapat menggunakan berbagai pengajaran bahasa lainnya yang relevan. 

Pembelajaran bahasa Inggris di dalam kurikulum diharapkan membantu murid untuk menyiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang memiliki delapan dimensi profil lulusan yaitu keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan, kreativitas, kemandirian, komunikasi, kesehatan, kolaborasi dan penalaran kritis. Profil ini dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris karena sifat pembelajarannya yang dinamis dan fleksibel, yaitu memberikan kesempatan bagi murid untuk terlibat dalam pemilihan teks atau jenis aktivitas belajarnya sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Pembelajaran bahasa Inggris mendukung pencapaian dimensi profil lulusan yang diharapkan melalui materi teks tertulis, visual, teks lisan, maupun aktivitas-aktivitas yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar.  

B. Tujuan 

Mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan untuk memastikan murid dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: 
  1. mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris dengan berbagai teks, lisan, tulis, visual, audio visual, atau multimodal;
  2. mengembangkan kompetensi interkultural untuk memahami dan menghargai perspektif, praktik, dan produk budaya Indonesia dan budaya asing; 
  3. mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang mandiri dan bertanggung jawab; dan 
  4. mengembangkan keterampilan bernalar kritis dan kreatif 

C. Karakteristik 

  1. Pembelajaran berfokus pada teks. Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris beragam dan disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulisan saja, tetapi juga teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual, dan audio), baik otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pembelajaran, baik tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun digital. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi murid untuk terampil menggunakan teknologi (literasi teknologi), sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi informasi digital.
  2. Pendidik dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan sesuai dengan kondisi di kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang memuat topik yang sudah dikenal oleh murid untuk membantu mereka memahami isi teks yang dibacanya dan kemudian mampu menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuk lisan, tulisan, visual, atau multimodal. Selanjutnya, pendidik dapat memperkenalkan kepada murid jenis teks yang baru diketahui oleh murid. pendidik dapat membantu mereka membangun pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut, sehingga murid mampu menghasilkan karya dalam jenis teks tersebut, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang sering dialami oleh murid baik di dalam konteks satuan pendidikan, maupun konteks di rumah agar murid memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan teks tersebut dalam kehidupan nyata.
  3. Pengajaran bahasa Inggris berbasis teks menghendaki murid untuk memahami teks sesuai dengan tingkat kesulitannya. Murid perlu memahami jenis teks pendukung untuk mempelajari jenis (prerequisite). Oleh teks yang lebih kompleks karena itu, pendidik perlu memperhatikan gradasi tingkat kesulitan/kompleksitas jenis teks.
  4. Proses belajar berfokus pada murid, yakni upaya mengubah perilaku murid dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak suka menjadi suka, dalam menggunakan bahasa Inggris pada enam elemen dalam berbagai jenis teks. 
  5. Kata konteks dalam CP, yang berbunyi “sesuai konteks” merujuk pada dua konteks yang memengaruhi teks, yakni konteks budaya (terkait dengan genre atau tujuan serta elemen atau tahapan dari teks) dan konteks situasi, yang terdiri atas 3 aspek dari teks, yakni topik, siapa penulis/pembicara kepada siapa, dan moda-tulis, lisan, visual, multimoda). 
  6. Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada kemampuan berbahasa murid sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Inggris umum mencakup keterampilan reseptif (menyimak, membaca, dan memirsa), serta keterampilan produktif (berbicara, menulis, dan mempresentasikan)   
Elemen dan deskripsi elemen mata pelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut.

1. Elemen Menyimak-Berbicara (Listening-Speaking) 
Deskripsi: Kemampuan menangkap pesan yang disampaikan secara lisan, mengapresiasi lawan bicara, dan  kemampuan berinteraksi dengan lancar, spontan, teratur dan tanpa ada hambatan untuk berkomunikasi secara lisan, relevan, dan kontekstual. Kemampuan menyimak memengaruhi komunikasi lisan murid dalam menyampaikan gagasan, pikiran, serta perasaan secara lisan dalam interaksi sosial.

2. Elemen Membaca-Memirsa (Reading-Viewing)
Deskripsi: Kemampuan menangkap pesan yang disajikan dalam berbagai jenis teks tulis, visual atau multimodal, menggunakan dan merefleksi berbagai jenis teks (genre) sesuai tujuan/fungsi sosialnya sehingga murid dapat berpartisipasi dalam masyarakat melalui pengetahuan dan kemampuan membaca/memirsanya

3. Elemen Menulis-Mempresent asikan (Writing-Presenting)
Deskripsi: Kemampuan mengomunikasikan gagasan dan pengalaman, mengekspresikan kreativitas, dan mencipta dalam berbagai jenis teks (genre) dengan efektif, yakni dengan struktur teks dan unsur kebahasaan yang tepat, sehingga teks itu dapat dipahami dengan mudah serta diminati oleh pembaca/pemirsa.

Elemen menyimak dan berbicara memampukan murid untuk berbicara atau merespons secara lisan/tulisan/visual/multimodal. Keterkaitan kemampuan menyimak dan berbicara mendorong adanya evaluasi terhadap informasi yang diterima secara lisan untuk dapat mengomunikasikan ide atau pesan secara tepat kepada lawan bicaranya. 

Elemen membaca dan memirsa memberikan stimulasi bahasa dalam berbagai jenis teks, lisan, tulisan, visual, atau multimodal. Dengan membaca dan memirsa, murid mengembangkan kompetensi untuk memahami makna tersurat maupun yang tersirat dari berbagai jenis teks dan menggunakan teks tersebut untuk melatih keterampilan bernalar kritisnya terhadap suatu ide atau pesan. Keterkaitan kemampuan membaca dan memirsa mendorong murid mengembangkan wawasan dan perspektifnya terhadap teks yang dibaca atau dipirsanya untuk berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya dan secara global.

Elemen menulis dan mempresentasikan merupakan kemampuan memproduksi bahasa dalam berbagai jenis teks untuk menyampaikan dan mengekspresikan ide atau pesan. Keterkaitan kemampuan menulis dan mempresentasikan memampukan murid memproduksi berbagai jenis teks dan/atau menerjemahkan kesatuan gambar dan bahasa untuk menyampaikan dan/atau memperkuat ide atau pesan sesuai konteks dan tujuannya. 

Pembelajaran bahasa Inggris diwajibkan mulai dari Fase B. Alasannya adalah bahwa pada Fase A murid masih berfokus pada kemampuan literasi dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu sehingga murid diharapkan dapat lebih siap dalam proses pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Mengacu pada mayoritas kebijakan negara ASEAN di mana bahasa Inggris sudah menjadi mata pelajaran wajib pada jenjang SD, kompetensi berbahasa Inggris pada Fase B sudah disesuaikan untuk mengampu kompetensi pada Fase A. 

Pada Fase B, pembelajaran difokuskan pada kemampuan berbahasa Inggris lisan dan pengenalan bahasa tulisan. Pada pembelajaran fase ini, pendidik perlu membantu murid memahami bahwa cara pengucapan bahasa Inggris dengan penulisannya berbeda. Pada fase C, di tingkat akhir jenjang SD/MI/Program Paket A, pembelajaran difokuskan pada pengembangan kemampuan berbahasa Inggris lisan dan tulisan mengenai topik kehidupan sehari-hari. Kemampuan berbahasa Inggris pada Fase B dan C diharapkan setara dengan level A1 CEFR. 

Pada Fase D (SMP/MTs/Program Paket B), pembelajaran berfokus pada penguatan berbahasa Inggris lisan, tulisan, dan multimodal dalam teks sederhana, dan diharapkan setara dengan Level A2 CEFR. Pada Fase E dan F (SMA/MA/SMK/MAK/Program Paket C), pembelajaran bahasa Inggris berfokus pada penguatan kemampuan berbahasa Inggris lisan, tulisan, dan multimodal dalam berbagai jenis teks. Kemampuan murid di akhir Fase F (Umum) diharapkan setara dengan level B1 CEFR, dan pada fase F (tingkat lanjut) diharapkan setara dengan Level B2 CEFR. 

 Adapun kosa kata yang perlu dikuasai oleh murid adalah high frequency words, yang relevan dengan dunia atau kehidupan murid, baik kehidupan sehari-hari, akademik atau dunia kerja. Untuk Fase B-C, setara dengan level A1: 1000 high frequency words, Fase D, setara Level A2: 2000 high frequency words, Fase F (Umum), setara Level B1: 3000 high frequency words, dan Fase F (tingkat lanjut), setara Level B2: 4000 high frequency words. Perlu dipahami bahwa semua kosa kata ini perlu diketahui oleh pendidik dan murid, dan dipelajari dalam teks, sesuai konteksnya, tidak terpisah dari teks.

D. Capaian Pembelajaran

    Silakan Download Capaian Pembelajaran Bahasa Inggris Jenjang SD/SMP/SMA Kelas 3-12 Fase B-F melalui link di bawah ini:


Posting Komentar